Wednesday, 31 May 2017

Life is Just A Begining



Photo credit by: Kristian Yosar at Punthuk Setumbu, Magelang, Jawa Tengah

Suatu hari ada seorang lelaki tua sedang mengayuh sepeda tuanya di antara perkampungan yang tidak begitu ramai. Aku melihat di belakang sepedanya, terdapat tumpukan buku dan koran yang hendak ia jual. "Mau kemana, Pak?" tanyaku. Lalu dengan sedikit mengernyit, bapak itu memandang dan kemudian melemparkan senyuman. "Mau jual kertas, Mbak" katanya. 

Langkahkupun terhenti dan menatap sang bapak yang sudah renta itu. Beliau juga menghentikan kayuhan sepedanya. Lalu sang bapak bertanya "Mbak'e mau kemana? Biar saya antar." Kujawab "Saya mau jalan-jalan saja, Pak. Bapak mau saya anter?" Jawabnya "Ndak usah Mbak, saya hanya ke dekat sini". Aku memaksa. Aku ingin tahu lebih banyak tentang sang bapak. Si bapakpun memperbolehkanku mengikutinya dan dengan senang hati aku mengantarkannya.

Saat itu, hari sudah sore dan hampir menuju gelap. Aku melihat bahwa si bapak sudah mulai lelah. Ia kemudian mengambil seluruh buku, kertas, dan koran yang ada di boncengan sepedanya. Sepertinya si bapak sudah mengenal lawan bicaranya. 

"Semuanya 12 ribu, Pak" kata si pengepul. 
Lalu bapak menjawab, "Alhamdullilah" sambil mendongak ke atas. 

Kami berjalan menuju rumah si bapak. Sesampainya di sana, aku bertanya siapa namanya. Ia menjawab "Imam". Pak Imam yang telah mengajarkanku arti hidup sebenarnya.
Rumahnya sederhana. Bukan dari kayu atau bambu, tapi dari batu bata yang tersusun rapi. Namun, di dalamnya hanya terdapat beberapa pasang kursi, dan sebuah kasur tua yang usang. Di belakang rumahnya terdapat satu buah kompor gas yang masih terlihat baru dan beberapa rantang, namun hanya ada satu gelas dan satu piring.

"Pak Imam di rumah sendiri?" tanyaku
"Iya Mbak, istri saya sudah meninggal sejak 3 tahun lalu. Sakit keras"
"Wah, sakit apa Pak?"
"Batuk berdarah, Mbak. Kata Pak Mantri harus dibawa ke Rumah Sakit besar, waktu sudah sampai di sana malah tidak tertolong"
"Yang sabar ya Pak, lalu anak Bapak?"
"Anakku sudah menikah, Mbak. Dia tinggal di Jakarta ikut suami dan mertuanya. Malu ikut saya di sini."
"Lhoo, jangan bicara seperti itu Pak, mungkin saja anak Bapak lagi cari rejeki buat Bapak"
"Yah, semoga saja begitu ya Mbak. Anak saya nggak ada kabar setelah menikah. Padahal dia satu-satunya harta saya. Semua sawah dan ladang saya jual untuk membiayai pendidikannya sampai lulus sarjana. tapi begitu dipinang lelaki kaya, dia seolah lupa dengan saya"

DEG!!!

Aku lalu memperhatikan sorot matanya dan merasakan kesedihan yang mendalam. Betapa rapuhnya bapak ini. Ia kemudian melanjutkan "Saya ndak menyalahkan anak saya Mbak, dia pergi bukan karena tidak sayang dengan bapak ibunya. Tapi karena dia sangat sayang dengan kami. Banyak lelaki ingin menikahinya karena parasnya yang cantik dan sangat berwibawa. Dia anak yang pandai dan sangat cerdas. Tapi karena suatu hal, dia meninggalkan kami"

Aku tidak mau bertanya lagi, namun beliau tetap melanjutkannya "Saya orang tua yang gagal, Mbak. Saya tidak bisa melindungi anak saya dari omongan jahat warga sekitar. Mereka benci karena anak saya bisa sekolah tinggi dan bisa menjadi wanita yang cerdas". Pak Imam kemudian mengusap air matanya, dan melanjutkan kembali "Iya, Mbak. Banyak orang yang bilang dia itu bukan anak kandung saya. Padahal dia benar-benar anak saya, darah daging saya. Memang mulut orang-orang ini tidak pernah bisa dijaga. Hingga anak saya mencari orang tua kandungnya yang sebenarnya saya. Saya ini bapaknya, Mbak"

"Begitu kerasnya hidup, hingga fitnah bisa merenggut kebahagiaan kami"

Sedih. Aku sangat sedih mendengar cerita Pak Imam. Ia hidup sebatang kara dan tak punya apa-apa. Ia makan seadanya dan tidak banyak membeli apa-apa. Ia hanya sebatas mempertahankan hidup dan berusaha untuk kuat dan tidak mengingat semuanya. Kekacauan yang diakibatkan karena ke-iri-hati-an, telah menghancurkan mimpi dan harapannya. Banyak orang mencibir dan mengolok-olok hidupnya. Hingga ia memutuskan untuk menjual rumahnya dan pindah ke pelosok desa.

Dulu ia orang yang mampu dalam material. Dia adalah lelaki yang cerdas dan banyak akal untuk menghasilkan uang. Namun semua itu sudah tak berguna saat semuanya tiada. Pertama, saat anaknya pergi dan kedua setelah istrinya meninggal. Untuk apa hartanya? Untuk apa kekayaannya? Ia tidak memikirkan lagi hidupnya, karena baginya semua terasa sia-sia.
Bersyukur adalah hal yang selalu ia lakukan. Karena apa lagi yang bisa dilakukan?
"Hidup hanyalah awal dari kehidupan abadi"

Share:

Monday, 15 May 2017

Ajining Diri Ono Ing Lathi



Photo source from Google

Mulutmu harimaumu. Sebagian orang ada yang percaya dan ada yang tidak, bahwa kalimat itu benar-benar terjadi. Tuhan memberikan kita satu mulut, dua mata, dan dua telinga, bukan tanpa alasan. Manusia diharapkan untuk dapat melihat dan mendengar lebih baik dari pada berbicara. 
Berbicara adalah sesuatu yang lumrah. Bukan berarti pula, kita tidak boleh berbicara. Hanya, kontrollah bicaramu. Apa yang keluar dari mulutmu, kadang menjadi tangisan bagi orang lain. Apa yang keluar dari mulutmu jugalah yang menunjukkan siapa kamu sebenarnya. 

Ketika seseorang marah, tentu akan mengeluarkan perkataan yang menyakitkan hati. Tapi tentu, orang yang marah itu beralasan. Apakah kamu membuatnya marah? Atau ada hal lain yang membuatnya marah? Apakah mungkin, seseorang marah dengan tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas? Lalu apakah kita harus bersikap 'lumrah' dengan keadaan seperti ini? Ada yang menjawab YA dan ada yang menjawab TIDAK.

Seseorang mengalami suatu kemarahan tentu wajar terjadi. Coba ingat kembali, saat kamu berbuat kesalahan dan dimarahi orang tua. Aku ingat sekali, suatu hari aku dimarahi ayahku karena aku lupa mengerjakan PR keterampilan. Parahnya, aku juga tidak tahu bagaimana cara membuatnya padahal keesokan harinya tugas itu harus dikumpulkan. Aku sangat bingung, karena saat itu kedua orang tuaku sudah terlelap tidur dan adikku masih sangat kecil. Lalu dengan ketakutan aku membangunkan ayahku, dan membujuknya untuk mengantarku pergi ke rumah temanku yang aku yakin dia sudah mengerjakan tugas tersebut. Ayahku hanya terdiam dan mungkin menahan rasa marah dan juga malu karena saat itu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Di tengah jalan, ayahku berkata "Kamu yang ngetuk pintunya sendiri dan minta maaf sendiri kenapa bertamu jam segini". Sontak akupun takut menghadapi apa yang akan terjadi di balik pintu nanti. Akhirnya kuberanikan diri mengetuk pintu dan menunggu sampai pintu itu di buka. Seseorang berdiri di sana dengan mata yang merah dan ekspresi kaget. Ayahku di belakangku hanya diam. Seseorang itu adalah ayah temanku, beliau mempersilakan kami masuk dan mendengarkan dengan baik alasanku datang malam-malam ke rumahnya. Temanku sudah tidur. 

Singkat cerita, kami pulang ke rumah dengan berbekal ilmu seadanya dari penjelasan ayah temanku mengenai tugas keterampilan itu. Tentu saja ilmu seadanya karena yang membuat tugas tersebut adalah temanku dibantu ibunya. Ayahnya tak tau apa-apa. Kemudian sesampainya di rumah, ayahku sudah tidak emosi lagi. Beliau hanya berkata "lain kali kalau seperti ini lagi papa nggak mau anter. Jangan suka ngrepotin orang lain. Untung aja ayahnya temenmu baik mau direpotin". Saat itu juga, aku tersadar bahwa apa yang aku lakukan sudah merepotkan orang banyak. Aku cukup malu untuk mengulanginya kembali. Kemarahan ayahku yang sebatas diam dan menasehati saja sudah membuatku jera.

Kemarahan tidak harus diungkapkan dengan kata-kata kasar. Cukup dengan membalikkan keadaan dan membuat orang lain belajar dari kesalahannya. Kata-kata kasar hanya membuatmu tampak lebih buruk. Beda, dengan orang yang sudah jengkel. Jengkel itu luapan dari rasa marah yang berkelanjutan. Mungkin seseorang yang membuat kesalahan tidak menyadari kesalahan yang dibuatnya atau bisa jadi acuh tak acuh dengan apa yang telah diperbuatnya. Respon yang diberikan juga akan berbeda. Wajar, kamu membentak kalau itu adalah kesalahan yang terus menerus terjadi.

Namun parahnya, seseorang bisa berkata buruk bukan hanya karena keadaannya yang sedang emosi. Tapi hanya dari opininya sendiri yang tidak sesuai dengan fakta. Pernah suatu waktu, aku mengalami sebuah musibah. Ban motorku bocor di jalan dan aku sedang sendirian. Lokasi tersebut masih sangat jauh dari rumah dan membuatku harus mendorong motor sampai cukup jauh karena tidak menemukan tukang tambal ban. Setelah sampai di tukang tambal ban, aku harus mengantri satu motor lagi. Aku sudah menghubungi orang di rumah karena kejadian ini, dan mereka memahami. Ketika hampir sampai di rumah, aku bertemu dengan seorang tetangga yang berpikiran buruk karena aku baru saja pulang jam sebelas malam. Beliau bercerita pada tetangga yang lain bahwa aku selalu pulang malam, padahal aku pulang malam hanya hari itu saja. Yah, begitulah mulut orang yang tidak pernah dikontrol. Berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya. Ada baiknya kalau kalian menemukan kejanggalan, ditanya baik-baik, "Lho Mbak Puput kenapa kok sampe malem?" kemudian aku  menjelaskan kenapa dan beliau tau apa alasannya. Selesai kan? Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang tidak hanya aku saja yang mengalami, mungkin kalian juga pernah.

Membuat opini sendiri itu tidak baik, tanpa didukung dengan data dan fakta. Sebaiknya kalau tidak tau banyak, perluaslah wawasan kalian dengan mata dan telinga kalian. Apa yang kalian lihat, memang belum tentu benar, maka bertanya dan dengarkanlah apa yang disampaikan orang lain karena kalian tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ketahuilah, apa yang keluar dari mulutmu kadang akan selalu terngiang dan membekas di hati dan perasaan orang lain. Maka, perbaikilah bicaramu sebelum mereka merendahkanmu.


  16/05/2017
Anastasia P.V
Share:

Saturday, 6 May 2017

Man, You Should Read This

Illustration made by Me

By: Anastasia Putri V

Hi para lelaki muda yang haus akan cinta, pasti beberapa dari kalian pernah sekedar berpikir atau bahkan mengungkapkan hal ini "Apa Maunya Perempuan?" hehehehehe ya kan? ya doooong :p yak kali ini kita akan membahas  apa sih sebenernya maunya cewe? So.. simak baik baik yaaa!

1. Kamu lagi PDKT sama cewe?

Nah, kalo saat ini kamu lagi gencar-gencarnya PDKT sama cewe, please jangan jadi cowo yang jaim alias Jaga Image. Kebanyakan cewe pasti akan males juga kalo kamu tukang jaim. Pengen deketin cewe? Ya udah secara gentle deketin tuh cewe, minta nomernya, ajak dia ngobrol atau jalan ke mana gitu. Kalo kamu mau PDKT-in cewe, jangan cuma liat dari tampang luarnya aja, telaah juga "dalemnya" apakah dia tipe orang yang easy going, extrovert, atau introvert, dll. Syukur kalo kamu deketin cewe yang udah kenal sama kamu lumayan lama dan sebelumnya udah pernah chit-chat atau sekedar ngobrol. Jangan tunjukkan kalau kamu adalah orang terhebat di dunia, tunjukkanlah kalo kamu cowo yang bisa diandalkan dalam segala hal. Ini beda guys, karena kalo kamu belum-belum udah "pamer kehebatan", yang ada malah si cewe malah ilfil dan ngga mau ketemu lagi. Kalo kamu menjual dirimu dengan "Aku bisa diandalkan dalam segala hal" itu artinya kamu juga bisa diandalkan dalam menjaga hati wanita.. eciehh, gitu sih menurut aku.. Cewe nggak butuh cowo yang hebat dalam segala hal, cewe cuma butuh cowo setia dan bisa diandalkan. Diandalkan untuk menuntun ke  masa depan, misalnya.

2. Kamu suka sama cewe yang super sibuk?

Nggak ada yang salah sama cewe yang super sibuk, guys. Sibuknya dia juga pasti membawa berkah buat kamu. Jangan takut deketin cewe yang sibuk, kamu cuma 'harus cukup kuat' dalam menghadapi penolakan ketika kamu mau ngajak dia jalan. Jangan baper. Penolakan jalan bareng dari cewe sibuk, bukan berarti penolakan juga ketika kamu nembak doi. Asalkan kamu bener-bener tau tuh cewe sibuk beneran apa cuman pura-pura sibuk buat ngehindarin kamu. Beda. Kalo kamu suka sama doi, kamu pasti tau dong doi sibuk ngapain aja. Jadi, selama dia sibuk untuk masalah tugas, organisasi atau mungkin kerjaan, ya kamu harus pahami dia. Tinggal pinter-pinternya kamu cari waktu buat ajak dia jalan. Jangan lupa juga kasih semangat dan sedikit perhatian di sela-sela kesibukan doi.

3. Kamu suka cewe yang udah punya cowo?

Sebenernya, ngga ada salahnya kamu suka sama siapa aja. Masalahnya adalah kalo kamu suka sama cewe yang udah punya cowo itu sama aja kamu menyakiti dirimu sendiri. Saranku sih move on. Jangan bebani dirimu dengan hal-hal semacam ini, masih banyak ikan di laut, masih banyak cewe yang lebih baik dari doi hhehehehe. Kalo kamu sulit move on ya mau gimana juga yaaa, tapi hal yang harus kamu inget adalah: Jadilah cowo yang tau diri. You'll have more respect for that.

Ada seorang temen cowo curhat ke aku:
Dia: Tau nggak sih Put, dia tuh udah punya cowo tapi aku chat tetep bales, aku ajak jalan tetep mau. Ih heran deh maunya apa sih tuh cewe?
Aku: Dia tau kalo kamu suka sama dia?
Dia: Ya enggaklah, gila! Dia kan udah punya cowo, masa iya aku bilang aku suka sama dia.

Case Closed kalo menurutku. Yah jaman sekarang yah coy, pacaran udah ngga kayak anak ABG labil lagi. Sekedar jalan dan hangout bareng temen cowo itu adalah hal yang biasa. Pacaran ngga dinilai dari sering atau nggaknya pergi sama pacar, tapi dari percaya atau engganya kita ke pacar. Permasalahannya di sini yang salah adalah si temen aku yang curhat ini. Dia temenan sama tuh cewe udah dari SMP, bahkan temen deket satu geng. Terus si temen aku ini nyalahin tu cewe kalo tuh cewe masih mau jalan sama dia. Yaiyalah doi mau jalan bareng kamu coy, kamu sahabatnya dari SMP......... Coba kamu bilang sama dia kalo kamu suka sama dia, kemungkinan besar nggak akan gini jadinya hehehe.. Kalo emang tuh cewe masih respon kamu dan responnya lebih dari sekedar sahabat padahal dia masih punya pacar, mending tinggalkan aja sih. Artinya itu bukan cewe yang baik buat kamu dan kesehatan jiwa ragamu. Jangan bangga ngerebut pacar orang, bisa-bisa pacar yang kamu rebut itu nanti direbut lagi sama orang. 

Hah wait! Emang ada ya cewe yang nggak baik?

HAHHAHAHA BANYAK!!! Cewe juga manusia. Sebagai cowo kalo kamu dikatain cewe "Eh kamu brengsek ya" hwahaha itu sudah biasa, cowo kalo nggak brengsek katanya nggak cowo. Atau cowo kalo nggak brengsek ya homo. Tapi jangan salah, nggak semua cewe baik. Kalo kamu tanya maunya cewe apa? Maunya banyak, bahkan ada juga cewe yang mengingini milik sesama. Terus yang begitu tetep mau diturutin? Helaaaaw... So, nggak semua maunya cewe harus kamu turutin, wahai pria baik. Kamu hanya harus bisa membedakan, mana cewe yang patut untuk kamu perjuangkan, mana yang tidak.

Terus, cewe yang harus diperjuangkan itu cewe yang seperti apa?

Cewe yang harus diperjuangkan itu adalah cewe yang peduli akan cita-cita dan masa depannya sama kamu.. (eyaaaaak), bukan cewe manja yang mintanya ini itu. Yang dikit-dikit ngambek karena hal yang nggak penting, atau masih suka ngungkit-ngungkit masa lalu kamu, dan nggak mau diajak maju bersama. Kalo kamu memperjuangkan cewe yang benar, maka nggak akan ada pertanyaan "Maunya cewe itu apa?". Kalo kamu mengenal dia, kamu pasti tau apa yang dia inginkan. Dan kalo kamu (cowo) masih sering bertanya "cewe tu maunya apa?" artinya, She is not the one. Atau, kamu masih belum terlalu mengenal perempuanmu. 


06/05/2017



Share:

Monday, 1 May 2017

Review Film Stip & Pensil dan Kartini

Photo source of Google

STIP & PENSIL

Haloo guys, today i'm going to tell you about film terbaru yang berjudul Stip & Pensil. Film yang dibintangi oleh Ernest Prakasa ini merupakan film yang wajib ditonton terutama untuk anak-anak muda. Banyak banget hal yang didapatkan setelah nonton film ini. Film ini dikemas secara apik dengan genre komedi. Nggak kebayang banget dengan peran Tatjana Saphira sebagai Bubu yang membuat film ini terasa begitu lucu. Cewe secantik ini harus berperan blo'on dan sangat menggemaskan hahaha.... Ditambah lagi dengan adanya Ari Kriting yang berperan sebagai Pak RT yang kocak abis.

Namun dibalik kelucuan film ini, banyak pula moral value yang bisa kita dapatkan terutama dalam hal pendidikan di Ibu Kota. Jujur, aku jadi penasaran banget sama anak-anak jalanan di Ibu Kota dan bagaimana cara mempperjuangkan pendidikan di Ibu Kota. Di era yang sudah canggih ini, masih ada anak-anak yang bahkan mengenal huruf aja enggak. Boro-boro mengenal huruf coy, keinginan untuk belajarpun nggak ada sama sekali. Perjuangan untuk mendidik anak jalanan yang ada di Jakarta juga nggak mudah karena sejak kecil mereka tidak dikenalkan dengan pendidikan. Mencuri, berbohong, dan menipu pun pernah dilakukan untuk menyambung hidup demi untuk mendapatkan uang. Pertanyaannya adalah apakah generasi yang seperti itu yang kita inginkan? Film ini mengingatkan kita untuk terus peduli terhadap pendidikan di mana pun kita berada.

Ada sedikit sentilan juga di film ini mengenai keadaan Kota Jakarta sekarang ini. Ya, mengenai penggusuran hehe, namun demikian film ini berakhir Happy Ending dengan keadaan masyarakat Jakarta yang makmur dan sejatera. Semoga saja begitu adanya yaaaah :]

Next, review film Kartini

Photo source of Google

KARTINI

Selanjutnya adalah film Kartini. Selesai nonton film ini, yang ada di pikiranku adalah "Apa jadinya Indonesia tanpa sosok Kartini?" Aku masih tidak bisa membayangkan hak perempuan yang dipandang sebelah mata kalau nggak ada pahlawan emansipasi yang satu ini. Film ini bagus banget buat anak-anak dan  juga para muda-mudi, untuk terus bersyukur atas berkat Tuhan karena telah menghadirkan sosok Kartini di dunia ini (lebay, tapi emang bener). Kalau suatu hari nanti kalian sudah menjadi orang tua, kalian patut untuk menceritakan kisah Kartini ini pada anak kalian. Jika kalian saat ini sudah menjadi orang tua, tonton film ini dan ajak anak-anak kalian untuk nonton bersama hehehe. Jika kalian para muda-mudi, ajak sebanyak-banyaknya teman kalian untuk nonton film ini. Sebagai warga Indonesia yuuk support film Indonesia yang seperti ini.

Apakah cowo nggak boleh nonton? Boleh bangetlaaah. Kalian sebagai cowo malah harus nonton. Kalian harus tau gimana perjuangan Kartini dalam mempertahankan haknya sebagai perempuan. Semoga setelah nonton ini, kalian semakin menghargai perempuan dengan semua yang mereka miliki. Aku hanya berpikir, gimana nasib perempuan sebelum Kartini lahir di dunia ini. Pasti mereka tidak bisa mengembangkan apa yang mereka miliki :[

Dari film ini, aku banyak belajar bahwa apa yang kita nikmati sebagai perempuan sampai saat ini adalah berkat Kartini juga. Bayangkan, jaman dahulu perempuan tidak diperbolehkan mengenyam bangku pendidikan. Mereka terlahir hanya untuk menikah dan melahirkan. Tak heran, jaman dahulu banyak sekali perempuan yang menikah di usia anak-anak. Hingga akhirnya, masih anak-anak sudah punya anak. Bagaimana jika tradisi seperti itu masih ada hingga saat ini? Gue bisa dibilang perawan tua di usia yang masih 20+ ini wkwkwkwk.

Namun, usaha Kartini juga tidak lepas dari peran sang Ibu yang rela menjadi bibi bagi anaknya sendiri, yang rela memanggil anaknya dengan sebutan "Raden Ayu" sementara anak kandungnya memanggilnya "yu". Sang ibu hanya menginginkan adanya perubahan, terutama untuk wanita di Indonesia. Entah mengapa akupun terhanyut, film ini bagus. Selain itu, aku juga percaya bahwa wanita terlahir dengan kelebihan yang luar biasa. Jadi jangan pernah menyepelekan wanita.

Gimana? Apakah kalian tertarik untuk melihat film ini? Yuk tonton filmnya. Dukung film Indonesia guys dengan cara menonton film ini di Bioskop kesayangan kalian. Bikin film ini juga harus dengan pemikiran dan usaha yang keras lhoo, jadi jangan nonton film bajakan apa lagi membajak film yaaa....



Anastasia Putri V.


Share: