Friday, 12 October 2018

KESEMPURNAAN

Suatu hari aku pernah bertanya kepada ayahku, tentang suatu hal yang jarang sekali aku lihat. Sebelum mulai bertanya, aku memperhatikan dengan jeli. Mungkinkah aku salah melihat, ataukah memang benar ada sesuatu yang janggal? Saat itu usiaku belum genap 7 tahun. Sembari memperhatikan sosok itu, aku hanyut dalam pikiran-pikiran aneh yang entah muncul dari mana. Hingga akhirnya sosok itu berlalu.

Aku menggoyang-goyangkan jemari ayahku, seakan ingin memberitahu sesuatu kepadanya. Namun koyakan tanganku digenggamnya dan mengajakku berlalu. Dalam bising suara kendaraan, aku bertanya "Ayah, kenapa orang itu tidak berjalan dengan kaki?" ayahku menjawab, "ya, tidak semua orang seperti kita, mereka punya karunia yang berbeda-beda". Aku tak lantas puas dengan jawaban itu. Aku kembali bertanya, "Ayah, lalu bagaimana jika ia harus berlari saat teman-temannya berlari?". Ayahku terdiam. Ia menjawab sekenanya, "Hidup bukanlah hanya tentang berjalan atau berlari. Kelak kamu akan tau jawabannya. Pesanku, hargailah saja. Itupun juga anugrah, bukan hanya kita yang bisa berjalan dan berlari sepuasnya. Oh ya, ingatlah nak. Jangan bertanya apapun tentang lukanya, jika ia tidak memperkenankanmu mengetahuinya. Diamlah jangan menambah lukanya". Aku tercengang. Bukan karena takjub, tapi karena aku tidak mengerti. 

Sampai saat ini, aku teringat dengan percakapan itu. Sedikit demi sedikit semua sudah terjawab. Benar kata ayahku, kekurangan itu merupakan suatu anugrah. Jika seseorang terlahir dengan segala kelebihannya, maka ia juga memiliki kekurangan, baik yang nampak maupun yang tidak. Lantas, apa yang menjadi perdebatan? Hatimu.

Masih terlintas dibenakku, seseorang yang mengucilkan orang lain, hanya karena orang itu tidak sempurna. Coba ingatlah kembali, berapa orang yang dengan tega mencemooh seseorang yang gemuk, terlalu gemuk, kurus, atau bahkan sangat kurus? Berapa banyak teman dalam satu kelas yang mau bergaul dengan teman yang memiliki kekurangan fisik? Berapa banyak teman yang mau bergaul dengan teman yang tidak pandai di kelas? 

Ingatlah kembali, apa reaksi teman yang kamu cemooh itu. Ingat kembali, raut wajahnya saat kamu mengatakan hal yang keji padanya. Bayangkan, jika dia itu kamu.


Sudah dewasa, selaknya kita harus saling menghormati. Semua manusia tidaklah sempurna. Miris, jika masih ada orang dewasa yang mengolok-olok kekurangan orang lain. Kamu tidak menghargai karya-Nya. Semua diciptakan dengan maksud dan tujuan. 

Pernahkah sedikit terlintas di pikiranmu? Ada beberapa hal besar yang mereka miliki, tetapi tidak ada pada dirimu? Dan saat itulah kamu merasa iri dengan apa yang ia miliki? Sudah. Renungkan saja. Kesempurnaan kita mungkin bukan kebahagiaan orang lain. Namun, sudah sewajarnya dalam ketidaksempurnaan kita wajib menghadirkan kebahagiaan bagi orang lain. 

Mereka tidak memilih untuk lahir dengan keadaan demikian. Mereka juga sudah berusaha menyingkirkan rasa iri hati terhadap kalian. Sudah semestinya kita semua menjaga, menghormati dan mulai mengerti bahwa hidup bukan tentang kesempurnaan. Setengah mati aku mencoba menahan rasa haru dan bangga. Bangga terhadap mereka yang tidak sempurna. Mereka mengajarkanku banyak hal. Salah satunya bertahan hidup dan tetap percaya diri. \

Ajarkanlah pada anak-anakmu kelak, tentang kesempurnaan yang sejati


Photo: Source of Google

Image result for difabel
Share:

Friday, 23 March 2018

Cerita Perempuan yang Bertemu Lelakinya #Part1

Jatuh cinta memang berjuta rasanya. Nggak ada yang tahu kita akan jatuh cinta pada siapa, kapan, dan di mana. Perasaan itu muncul sendirinya, seolah mengalir dan begitu saja tanpa ada paksaan dan begitu indah. Jatuh cinta itu indah, dan akan lebih indah jika kamu jatuh cinta pada orang yang tepat.

Guys, ini cerita cintaku di mana aku bertemu dengan Kristian Yosar Prihatworo yang dengan sukses dan berhasil telah membuatku jatuh cinta lagi dan jatuh cinta setiap hari padanya. Saat aku menulis ini, dia sedang berada di hadapanku dan juga sedang sibuk dengan dunianya. Sesekali aku memperhatikan wajahnya dan tersenyum. Aku menyadari bahwa dialah rumah bagiku, di mana aku akan selalu kembali dan menyampaikan segala keluh kesahku baik di saat sedih maupun senang.


PERTEMUAN


Sejak aku memutuskan kuliah di Jogjakarta, terbelesit niat di dalam benakku untuk tidak menjalin hubungan dahulu. Aku ingin fokus dengan studiku dan segera lulus agar tidak membebani kedua orangtuaku. Awal masuk kuliah, memang tujuanku adalah mencari ilmu dan mencari teman sebanyak-banyaknya. Di Universitas tempat aku berkuliah, memang mengadakan banyak sekali acara inisiasi. dimulai dari inisiasi tingkat universitas, tingkat fakultas, tingkat jurusan, hingga tingkat prodi. Dari adanya acara ini tentu ada senang dan sedihnya.Senangnya, tentu kita  bisa berkenalan dengan banyak teman dan menjalin relasi yang baik dengan mereka. Sedihnya, capek. Banget. Harus latihan ini lah itu lah, iuran ini lah itu lah... hahaha ya namanya juga mahasiswa.

Berkat adanya inisiasi inilah, aku mengenal banyak teman, tidak hanya teman satu prodiku tapi dari berbagai prodi dan fakultas. Beberapa ada yang cocok, beberapa ada yang tidak sama sekali. Sebenernya bukan mau pilih-pilih temen, tapi aku tau mana temen yang memang cocok dengan kepribadianku dan mana yang enggak. Cenderungnya aku adalah sosok yang pendiem, jadi jarang banget ngajak orang ngobrol duluan. Kalo sama temen yang nyambung ya keluar aslinya, kalo sama yang engga ya munculnya sikap cuek dan jaimku hehehehee..

Back to the topic, pertemuan aku dengan Yosa adalah di dalam kelas. Ya, kami satu jurusan dan bahkan satu kelas. Pertama kali liat Yosa, dia tuh aneh hahahaha.. Rambutnya gondrong dan pake bando gitu deh (Yaampun aku masih inget banget sampe sekarang). Dari cara bicara dan rupanya, aku dah bisa tau kalo dia orang asli Jogja dengan segala keramahannya. Dan aku sama sekali biasa aja saat itu. Next, acara inisiasi Jurusan, muncul nama di papan pengumuman yang berisi pembagian kelompok. Akuu cari di mana namaku, aku menyusur dari kelompok pertama hingga berhenti di kelompok Bagendit. Wow namaku di sini. Apa selanjutnya? Selanjutnya aku nyari nama temen-temen yang sekelas sama aku. Wah!! Banyak banget nih, tapi jujur aku belum begitu akrab dengan mereka. Sampai akhirnya aku menemukan nama Kristian Yosar P. dan itu satu-satunya teman yang sudah aku kenal, karena beberapa kali pernah ngobrol dan foto bareng.
sama sekali aku ngga nyamperin dia, tapi aku ngerasa lega karena aku punya temen untuk tanya-tanya hehehehe.. Misalnya ada hal-hal yang perlu aku tanyain, aku bisa tanya ke dia. 

Waktu itu, kami masih biasa aja, yang aku lihat emang dia laki-laki yang baik, sopan, dan hmmmm perhatian banget. Mungkin banyak kali cewe yang baper sama dia. Tapi aku sama sekali engga hahaha.. Ya karena aku tau sih emang dia punya sifat yang seperti itu. Perhatiannya itu lhoo... Banyak deh cewe yang klepek-klepek pasti. Dan yah, bener banget aku sering chat dan sms an sama dia. Tapi bukan sms yang PDKT gitu yah. Lebih ke nanyain tentang hal-hal yang masih aku ngga ngerti di dalam kelompok dan nanya jadwal latihan aja karena kita ada latihan buat pensi di akhir acara nanti. Dari sini, aku semakin kenal sama doi dan tau lah ya doi orangnya gimana hehehehehhe.....

Selanjutnya di acara inisiasi prodi. Singkat cerita, kami sekelompok lagi. Aku ya santai banget (tapi seneng juga) soalnya udah pernah sekelompok sama dia sebelumnya. Nah kebetulan pas selesai lihat pengumuman di depan sekretariat, aku ketemu sama Yosa. Langsung deh aku bilang "Hey Yoss.. Kita sekelompok lagi lho Insipro" yaak dan aku lupa waktu itu dia jawab apa..... skip skip skip, ngga ada yang terjadi di insipro ya antara aku sama Yosa. Aku cuma kagum gitu sama fisiknya yang ngga pernah kenal capek dan tetep perhatian ke sesama teman kelompok.

To be continued on my next post hehehe

Share: